Analisa Need Dan Demand Bagi Pelayanan Kesehatan

Pada teori permintaan konvensional diajukan asumsi bahwa konsumen mempunyai cukup informasi untuk dapat melakukan pemilihan barang yang dikonsumsi secara optimal. Akan tetapi model yang sedemikian itu tidak selamanya berlaku secara sempurna dibeberapa pasar, termasuk diantaranya pasar pelayanan kesehatan sehingga sering orang mempersoalkan apakah benar pada pasar pelayanan kesehatan memang ada fungsi permintaan yang murni. Hal ini karena adanya lack of knowledge yang berjalan dengan kondisi uncertainty berlaku di pasar pelayanan kesehatan.
Di samping itu karena salah satu ciri ekonomi komoditi pelayanan kesehatan tergolong sebagai merit goods, menyebabkan penurunan pendekatan need terhadap pelayanan kesehatan harus diturunkan terlebih dahulu dari need terhadap kesehatan sendiri. Dengan demikian pembahasan tentang penurunan need menduduki peranan penting untuk memahami bagaimana beroperasinya penurunan fungsi permintaan pelayanan kesehatan versi teori agency relationship.
Baca Juga: CUBAN HEALTH PARADOX
Pendekatan yang dilakukan dalam penurunan fungsi permintaan pelayanan kesehatan adalah teori tentang hubungan perwakilan (agency relationship) yang pada awalnya dikemukan oleh Evans (1974) dan Van Der Gaag (1972). Teori yang kedua adalah teori pendekatan sumberdaya manusia atau biasanya dalam ekonomi kesehatan disebut sebagai investment model oleh Grossman.
Operasi pasar pelayanan kesehatan agak berbeda dengan pasar-pasar lain dan pasar pelayanan kesehatan akan cenderung gagal untuk beroperasi dengan baik karena terjadinya beberapa alasan. Kenyataan menunjukkan bahwa sumberdaya itu langka sedangkan keinginan manusia tidak terbatas yang akan membentuk landasan penting bagi konsep permintaan dan penawaran. Permintaan merupakan kemauan konsumen membayar berbagai barang dan jasa yang dikonsumsinya. Penawaran berkaitan dengan sisi produksi yaitu bagaimana biaya faktor-faktor produksi dan harga produk berpengaruh terhadap barang yang ditawarkan.
Baca Juga: Problem Mendasar BPJS.
Sebagai konsumen kita memiliki berbagai keinginan terhadap barang dan jasa. Jika hal tersebut digabungkan dengan kondisi pendapatan yang terbatas, maka akan diperoleh pengertian tentang permintaan konsumen atau willingness to pay. Dalam fungsi permintaan diasumsikan bahwa orang akan memberikan nilai kepada barang dan jasa yang bermanfaat saja. Secara implisit dianggap bahwa orang tersebut ketika melakukan penilaian memiliki pengetahuan yang baik dan sekaligus berada pada tempat yang tepat sehingga mendasari pengertian consumer sovereignty yang menyatakan bahwa konsumen seharusnya soverign di pasar.
Permintaan dilatarbelakangi oleh konsep utility yang menyatakan kepuasan. Ekonom mengasumsikan bahwa cara orang menghabiskan pendapatannya untuk membeli berbagai barang dan jasa merupakan usaha untuk memaksimalkan kepuasannya. Jika semua barang ditawarkan pada harga yang sama maka sangat rasional bila seseorang hanya akan mengkonsumsi barang yang yang memberikan utility terbesar. Tapi hal ini tidak berarti bahwa orang tadi terus menerus hanya akan mengkonsumsi satu jenis barang saja tentunya bisa mengkombinasikannya dan konsep diminishing marginal utility telah dipergunakan dalam perhitungan.
Baca Juga: Jika Pasar Sehat, Pasar Jadi Tempat Wisata
Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Komoditi Ekonomi
Pandangan terhadap pelayanan kesehatan lebih difokuskan daripada kesehatannya sendiri. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, hal ini penting artinya demi mengingat bahwa pokok pembahasan ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, supply dan distribusi komoditi dimana komoditinya adalah pelayanan kesehatan bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan sendiri tidak dapat diperjualbelikan, dalam pengertian bahwa kesehatan tidak dapat secara lansung dibeli atau dijual di pasar. Oleh karena itu kesehatan hanya merupakan salah satu ciri komoditi. Kegiatan kesehatan merupakan salah satu karakteristik dari pelayanan kesehatan tapi kesehatan tidak dapat dipertukarkan.
Pandangan terhadap pelayanan kesehatan lebih difokuskan daripada kesehatannya sendiri. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, hal ini penting artinya demi mengingat bahwa pokok pembahasan ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, supply dan distribusi komoditi dimana komoditinya adalah pelayanan kesehatan bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan sendiri tidak dapat diperjualbelikan, dalam pengertian bahwa kesehatan tidak dapat secara lansung dibeli atau dijual di pasar. Oleh karena itu kesehatan hanya merupakan salah satu ciri komoditi. Kegiatan kesehatan merupakan salah satu karakteristik dari pelayanan kesehatan tapi kesehatan tidak dapat dipertukarkan.
Menurut (Mills : 1909) kesehatan hanya memiliki value in use dan bukannya value in exchange. Berarti kesehatan bukanlah suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu komoditi. Dari sudut pandang supply produksi yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandang demand masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan bila mengalami gangguan kesehatan.
Baca Juga: Determinan Stunting Penting Untuk Diketahui
Hubungan antara keinginan sehat dan permintaan pelayanan kesehatan kelihatannya sederhana tapi sebenarnya sangat kompleks karena adanya persoalan kesenjangan informasi. Menurut (Arrow : 1963) sebenarnya para ahli kesehatanlah secara aktif untuk menyebarkan informasi tentang pelayanan kesehatan ; lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya kepada semua lapisan masyarakat sehingga masyarakat terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) pelayanan kesehatan.
Ketidakpastian ditimbulkan oleh ignorance tentang status kesehatan, ketersediaan dan efektifitas perawatan sehingga pengambilan keputusan tentang perawatan mana yang akan dipilih menjadi sulit dilakukan. Konsekuensinya permintaan pelayanan kesehatan memasukkan unsur keinginan untuk menghindari kewajiban yang sulit dilakukan serta menanggung resiko dalam melakukan keputusan. Teori agency relationship pada dasarnya menyebutkan bahwa dokterlah yang melakukan keputusan bagi kebutuhan pasiennya
0 Response to "Analisa Need Dan Demand Bagi Pelayanan Kesehatan "
Post a Comment