Gadar

Catatan Kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan  Mahasiswa RPL II Poltekes Ternate Tahun 2020

Kami yakin anda pasti bertanya-tanya apa itu “Gadar” apakah nama binatang, Tokoh superhero, atau bisa jadi nama makanan terlezat di dunia. Jika anda berpikir seperti itu berarti anda keliru, karena Gadar yang di maksud adalah Keperawatan Kegawatdaruratan. 


Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injury akut atau sakit yang mengancam kehidupan. 


Konsep dasar kegawatdaruratan dan bantuan hidup dasar: di mulai dari pengkajian airway, breathing dan circulation kegawatdaruratan, triage, bantuan hidup dasar; asuhan keperawatan gawatdarurat.

DR. Marwan Polisiri, SKM., MPH

Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation Kegawatdaruratan
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan melakukan pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). 

Perlu diingat sebelum melakukan pengkajian harus memperhatikan proteksi diri (keamanan dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar. Proteksi diri sangatlah penting, dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. 

Begitu juga keadaan lingkungan sekitar haruslah aman, nyaman dan mendukung keselamatan baik korban maupun penolong. Coba bayangkan saat menolong korban dan korban tersebut sudah tertular Covid19, tentu tidak akan aman dan nyaman ketika menolong korban. 


Oleh sebab sangatlah penting proteksi diri dan lingkungan yang aman dan nyaman tersebut. Hal-hal penting yang harus di perhatikan yaitu : 


  1. Sebelum melakukan pengkajian keperawatan kedaruratan, wajib menggunakan APD, pelindung diri (universal precaution) serta mempersiapkan alat alat pengkajian, 
  2. Pengkajian keperawatan kedaruratan pada umumnya menggunakan urutan Airway (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Sirculation (sirkulasi), 
  3. Pengkajian jalan nafas bertujuan untuk mengetahui dan menilai kepatenan jalan nafas, 
  4. Pengkajian pernafasan (breathing) bertujuan untuk mengetahui dan menilai fungsi paru dan oksigenisasi dan 
  5. Pengkajian sirkulasi (circulation) bertujuan untuk mengetahui fungsi jantung dan pembuluh darah memompa darah keseluruh jaringan.

Triage
Saat dinas atau praktek di ruang gawat darurat kemudian ada 1 orang korban datang untuk mendapatkan pertolongan, sulitkah Anda untuk menolong? Tentu jawabannya tidak. 

Tetapi bila ada 5 atau 10 orang korban kecelakaan datang secara tiba-tiba dan bersamaan sementara kita hanya sendirian atau berdua bertugas, pertanyaannya adalah sulitkah dalam menolong korban? jawabannya pasti ya. 

Akan bingung korban yang mana yang akan ditolong terlebih dahulu.Ingat bahwa menolong korban di area kegawatdaruratan itu mempunyai 2 tujuan yaitu menyelamatkan korban (savelife) dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Untuk bisa menjawab rasa ingin tahu tersebut, harus memahami dan mempelajari tentang triage.  

Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. 

Untuk bisa melakukan triage dengan benar maka perlu memahami tentang prinsip-prinsip triage: Triage seharusnya segera dan tepat waktu, penanganan yang segera dan tepat waktu akan segera mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi kecacatan akibat kerusakan organ. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, data yang didapatkan dengan adekuat dan akurat menghasilkan diagnosa masalah yang tepat. 


Keputusan didasarkan dari pengkajian, penegakan diagnose dan keputusan tindakan yang diberikan sesuai kondisi pasien. Intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau tindakan yang diberikan sesuai dengan masalah/keluhan pasien. Kepuasan korban harus dicapai, kepuasan korban menunjukkan teratasinya masalah dan Dokumentasi dengan benar. 


Bantuan Hidup Dasar 

Kematian akibat serangan jantung yang tiba-tiba (suddencardiacdeath) merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada klinik dan masyarakat pada hampir semua negara. Di Amerika Serikat sebagai negara yang sudah maju masih terjadi kurang lebih 400.000 kasus suddencardiacdeath setiap tahunnya. 

Pasien dengan sudden cardiac death menunjukkan sekitar 80% disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angka harapan hidup pada pasien yang mengalami sudden cardiac death di luar rumah sakit masih sangat rendah sekitar 2 – 25%. Pasien yang dapat tertolong masih mempunyai risiko tinggi serangan ulang. 

Di Indonesia kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah masih menduduki urutan pertama. Angka kematian akibat serangan jantung yang tiba-tiba masih belum diketahui secara pasti. 


Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 prevalensi penyakit jantung di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan wawancara 7,2% dan berdasarkan diagnostik menunjukkan angka 0,9%. 

Dengan asumsi penduduk Indonesia 228.523.342 orang (Biro Pusat Statistik, 2008), maka terdapat 16.453.680 orang yang mengalami penyakit jantung dan mempunyai risiko terjadinya sudden cardiac death. 

Sebagai perawat harus mampu menolong pasien henti jantung yang terjadi di dalam dan di luar rumah sakit sehingga akan meningkatkan angka harapan hidup pada pasien henti jantung. Sebelum melakukan bantuan hidup dasar, Anda harus memahami tentang henti jantung. 

Henti Jantung 

Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa jantung efektif yang mengakibatkan penghentian sirkulasi. Dengan berhentinya sirkulasi akan menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. 

Kematian biologis dimana kerusakan otak tidak dapat diperbaiki lagi hanya terjadi kurang lebih 4 menit setelah tanda-tanda kematian klinis. Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi karotis dan femoralis, terhentinya denyut jantung dan atau pernafasan serta terjadinya penurunan/hilangnya kesadaran. 

Penyebab henti jantung 

Keadaan henti jantung dan paru dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau bersamasama. Penyebab henti jantungsebagai berikut : 
1. Penyakit kardiovaskuler: penyakit jantung iskemik, infarkmiokard akut aritmia lain, emboli paru 
2. Kekurangan oskigen: sumbatan benda asing, henti nafas 
3. Kelebihan dosis obat: digitalis, quinidin, anti depresan trisiklik 
4. Gangguan asam basa/elektrolit: asidosis, hiperkalemi, hiperkalsemi, hipomagnesium 
5. Kecelakaan: tenggelam, tersengat listrik 6. Refleks vagal 7. Syok 

Penatalaksanaan 

Penatalaksanaan pada pasien henti jantung dan nafas adalah dengan Resusitasi Jantung Paru (Cardio pulmonary Resuscitation/CPR). Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas dan atau henti jantung ke fungsi optimal untuk mencegah kematian biologis. Oktober 2010 American Heart Association (AHA) mengumumkan perubahan prosedur CPR yang sudah dipakai dalam 40 tahun terakhir.

Asuhan keperawatan gawat darurat sangat banyak, diataranya : asuhan keperawatan pada kardiovaskuler, asuhan keperawatan pada pernafasan, asuhan keperawatan pada persarafan, asuhan keperawatan pada endokrine, 

Asuhan keperawatan pada muskuloskeletal, asuhan kegawatdaruratan pada obstetri dan anak, asuhan kegawatdaruratan pada luka bakar, dan asuhan kegawatdaruratan pada keracunan. Pada sempatan kali ini kita fokum membahas secara singkat Asuhan Keperawatan pada Persarafan, dengan Fokus kajian Asma bronchial

Mengenai asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien Asma bronchial Anda juga akan mempelajari meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien asma bronchial.

Diagnosa Keperawatan, Setelah data terkumpul Anda merumuskan Diagnosa Keperawatan berdasarkan data yang ada. Berdasarkan data di atas diagnose keperawatan yang dapat Anda tegakkan adalah: 


Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan interupsi aliran darah serebral, gangguan oklusif/hemoragi yang ditandai dengan perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, defisit sensori, bahasa, intelektual dan emosi. 

Intervensi, Selanjutnya Anda rumuskan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut: Intervensi keperawatan kegawatdaruratan pada pasien stroke memiliki prioritas tujuan yaitu: meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral yang adekuat, mencegah/meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan yang permanen. 

Intervensi keperawatan meliputi: Kaji kepatenan jalan nafas dan tanda-tanda vital; Kaji status neurologi (GCS, refleks pupil); Pertahankan posisi kepala supine dan ditinggikan 15O-30O; Monitor intake, output, membran mukosa, turgor kulit; Batasi penggunaan restrain; Kolaborasi: Terapi O2 dan obat golongan steroid.  Setelah Anda melakukan tindakan keperawatan berdasarkan kondisi klien dan rumusan intervensi kemudian dilakukan evaluasi.

Evaluasi, Beberapa hal yang dapat menjadi patokan untuk evaluasi keperawatan diantaranya yaitu tekanan intra kranial berkurang atau dipertahankan dibawah20mmHg dan tekanan perfusi serebral sedikitnya 60 mmHg.***

0 Response to "Gadar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

loading...

Iklan Tengah Artikel 2

loading...

Iklan Bawah Artikel

loading...