Serangan Covid-19 Dengan Serangan Perasaan Love Bombing

Oleh: Kasman Jaati. S,Psi. M. Psi.Psikolog & Naftalen Koanda. S,Psi. M.Psi. Psikolog

Serangan Virus corona Covid-19 merupakan serangan tanpa suara melalui kita dan benda benda di sekitar kita dengan cara beradaptasi dengan prilaku manusia atau individu dengan kata lain kebiasaan individu yang masih kurang menjaga kebersihan mencuci tangan, kebiasaan mengusap mata dan sering mengangang hidung yang tak perlu.

Sehingga memudahkan terjadinya penularannya terhadap seseorang dan virus ini seperti pembunuh berdarah dingin, karena virus ini tak dapat terlihat oleh mata telanjang dan kita tidak tau keberadaannya di sekitar kita, namun bisa membunuh ribuan orang dalam sekejap. 

Untuk Itu kami berdua mencoba memberikan sedikit gambaran yang tak kalah pentingnya dari sisi lain dari kehidupan seseorang yang mengalami masalah gangguan alam perasaan dan proses mempersepsikan atau memiliki rasa cinta yang terlalu berlebihan yang berakibat fatal bagi seseorang yang sangat di cintainya. 

Kasman Jaati. S,Psi. M. Psi.Psikolog (Kanan) & Naftalen Koanda. S,Psi. M.Psi. Psikolog (Kiri)

Seorang yang mengalami gangguan kepribadian psikopat memiliki cara mengucapkan perasaan-perasaan cintanya kepada seseorang yang ingin di cintainya dengan penuh perhatian, sangat romantis sehingga lawannya tersebut mendapat respon seakan akan cinta dan perhatiannya yang berlebihan itu bagian dari cinta sejati, 

Yang perlu di perjuangankan, padahal apa yang di lakukan olehnya hanya untuk kecemasannya sehingga korban rata rata tak menyadarinya sama sekali bahwa dia dalam masalah, seseorang dengan gangguan ini keberadaannya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari hari.

Baca Juga Melawan Covid-19 Dengan Menjaga Hati Dan Pikiran

Dari kedua kasus ini kami tak coba membandingkan kedua kasus, hanya sedikit memberikan masukan dari sisi lain kehidupan seseorang yang mengalami gangguan psikologis akibat dari serangan alam perasaan dan respon persepsi terhadap informasi tak jelas sumbernya dan respon pikiran-pikiran negatif yang sesering mungkin masuk ke dalam otak kita di respon semakin salah oleh alam perasaan kita. 

Sehingga mudahkan kita mengalami gangguan kecemasan. Sedangkan serangan covid-19 sama sama membunuh dalam kesunyian. Gangguan kepribadian psikopat  kebanyakan dari kaum milenial, sedangkan dari data yang ada saat ini serangan covid-19 kebanyak penularannya lebih rentan pada usia di atas 50 tahun, terhubung dengan imun tubuh yang berkurang.

Keadaan saat ini banyak kaum milenial yang belum mengetahui cara seorang psikopat mencintai korbannya. 

Berikut kami tuliskan sedikit gambar bagaimana seseorang dengan kecenderungan psikopat mencintai seseorang:

Seseorang dengan kecenderungan psikopat memiliki kemampuan merasakan jatuh cinta. Sayangnya, bentuk cinta mereka terhadap orang lain dipersepsi “berbeda” dan cenderung disfungsional. 

Secara psikologis, seorang dengan kecenderungan psikopat lebih memfokuskan diri terhadap kepuasan dirinya sendiri. Padahal, dalam setiap hubungan antar manusia, dibutuhkan pemahaman dari kedua belah pihak untuk dapat saling bertukar empati. 

Hal tersebut disebabkan oleh keadaan fungsi otak yang terganggu dalam hal self-processing. Ia kesulitan memberi makna bahwa hubungan romantis sejatinya terdiri atas dua orang yang sama-sama berperan penting, bukan hanya dirinya saja.

Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit dan tidaklah mudah untuk menilai seseorang psikopat atau bukan. Seorang psikopat adalah seseorang yang bisa saja tampak pandai, rajin, menarik dan memiliki emosi baik. 

Dari obrolan ringan hingga pidato yang bombastis, setiap kata yang diucapkannya merupakan kesempatan untuk membuat wajah baru, mendominasi, atau bahkan memfitnah lawan bicara. Seorang psikopat cenderung memiliki hati yang "dingin" dan memikirkan matang-matang apa yang akan ia lakukan.

Terdapat empat siklus yang dialami oleh psikopat ketika ia mencintai seseorang: idealize, devalue, discard dan repeat.

“Tahap 1 Idealize atau Mengidealkan: Akulah yang Paling Baik Untukmu (Ideal)”

Pada mulanya hubungan yang di jalani dengan seorang Psikopat berjalan terasa begitu menyenangkan. Munculnya euforia cinta yang meluap di dalam diri seorang psikopat hingga membuat dia merasa bahwa dialah satu-satunya yang terbaik bagi pasangannya. 

Mirisnya, kondisi ini nyatanya justru menjadi indikasi awal dari rangkaian Abusive Relationship yang berbanding terbalik dengan indahnya masa awal menjalin hubungan tersebut.

Ia akan memberikan cinta terbaik dari dirinya: memberi sanjungan, mencurahkan perhatian, pujian yang bertubi-tubi dan memberikan segalanya yang dibutuhkan oleh pasangan, menciptakan kesan bahwa dia adalah sosok yang sempurna. 

Bahkan hal tersebut bisa membuat kecanduan. Inilah yang disebut dengan kondisi Love Bombing atau bom cinta, yaitu muncul euforia cinta yang besar hingga membuat diri sendiri yakin bahwa seorang psikopat yang mencintainya itu adalah satu-satunya yang terbaik. Kondisi ini justru menjadi tanda awal dari abusive relationship.


“Tahap 2 Devalue atau Menurunkan: Aku Mulai Bosan dan Kamulah yang Salah/menurunkan bentuk perhatian, cinta dan kasih sayang”

Pada tahapan ini, dia akan mengubah taktik atau strateginya. Misalnya, mengurangi afeksi yang cukup kentara terhadap pasangannya. Ia menurunkan atensi dalam dosis yang sedang, bahkan mulai menurunkan kadar perasaannya terhadap pasangan. Seiring berjalannya waktu, ia mulai timbul perlakuan-perlakuan negatif. 

Ketika pasangannya sudah mulai merasa renggang, seorang psikopat justru akan menyalahkan pasangannya atas ketidakharmonisan hubungan yang mulai terjadi. Hingga pada akhirnya, yang tersisa dari sebuah hubungan romantis itu adalah ketidakberdayaan dan kehilangan nilai diri dari pasangan.

Lebih lanjut, sikap negatif dari seorang psikopat terhadap pasangannya hanya dapat berusaha keras untuk menerima hal tersebut sebagai suatu bentuk toleransi.

“Tahap ke 3 Discard atau Membuang: Kamu Tidak Lagi Berharga Untukku/membuang rasa cinta, perhatian dan kasih sayang”

Jika sudah sampai pada tahap ini, itu artinya seorang psikopat telah berhasil membuat pasangannya merasa tak berharga bahkan bersalah. Hal tersebut di karena kan seorang psikopat menciptakan sebuah memori indah pada saat hubungan mereka berada di tahap Idealize yang telah menjerumuskan pasangannya untuk terjebak pada kenangan di awal hubungan. 

Akhirnya hubungan ini bisa berakibat terjadinya kekerasan fisik dan emosional yang berpengaruh terhadap psikis pasangan. Bahkan sampai pada pembunuhan. Sementara itu, seorang psikopat akan lari dari tanggung jawab dan meninggalkan pasangannya dalam keadaan trauma mendalam atau meninggal.

"Tahap ke 4 Relaps atau kambuh: Mengulangi hal yang sama pada korban lain dengan cara orang baru,

Psikopat sangat egois dan biasa memanipulasi pasangan untuk mengorbankan kepentingannya sendiri.

Hebatnya, mereka tidak merasa bersalah ketika melakukan ini. Psikopat lebih fokus pada diri sendiri dan tidak terlalu peduli tentang kesusahan orang lain dari tindakan mereka.

Seseorang dengan kecenderungan kepribadian psikopat sebenarnya sama dengan manusia pada umumnya. Mereka tetap bisa merasakan sedih, senang, cinta. Mereka mampu bergaul, bersosialisasi, bahkan memimpin suatu organisasi. 

Hanya saja, mereka memiliki kecenderungan kepribadian psikopat yang mendominasi. Kecenderungan itulah yang menurunkan kemampuan mereka untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. 

Oleh karena itu, kita tidak bisa menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang tampak dominan. Sebab setiap orang memiliki keutuhan diri yang terdiri atas kebaikan dan keburukan. 

Salam jiwa.
Hal baiknya adalah bahwa psikopat dapat meningkatkan perilaku mereka ketika mereka cukup termotivasi untuk melakukannya. Kami percaya bahwa cinta romantis dan komunikasi yang baik dengan orang-orang yang mengekspresikan cinta dengan tulus kepada mereka akan dapat mengajar mereka untuk lebih berempati terhadap orang lain dan meningkatkan kualitas interaksi sosialnya.***

0 Response to "Serangan Covid-19 Dengan Serangan Perasaan Love Bombing"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

loading...

Iklan Tengah Artikel 2

loading...

Iklan Bawah Artikel

loading...