Wasiat
“(Lupa janji mailaha, borero no lupa ifa) Kau boleh melupakan Janji, tetapi jangan perna lupakan wasiat dan pesan”Pesan leluhur yang sangat kuat, bahwasanya Kau boleh melupakan Janji, tetapi jangan perna lupakan wasiat dan pesan, pesan ini tidak berarti kita seenaknya melupakan janji, karena ciri-ciri orang munafik adalah jika berjanji dia ingkar, tapi pesan yang kuat adalah jangan pernah melupakan Nasehat bijak dari para Alim Ulama leluhur kita dulu.
Dalam bidang Kesehatan banyak sekali pesan-pesan maupun praktek orang-orang Tidore dalam bidang Kesehatan. Semisalnya dalam penanganan Wabah, orang-orang Tidore Dulu memiliki beberapa Prinsip yang merupakan pesan leluhur, diataranya Lawan aku ua, Bicara lau ifa, fugo fola sama waktu.
Lawan aku ua, Jangan pernah sombong, terhadap sesuatu termasuk penyakit, virus Corona datangnya dari Allah, menjadi penguji Iman bagi yang percaya. Jadi terhadap Covid19 kita jangan pernah menentang, tapi berusaha berdamai dengan kenyataan, terimalah dengan segala keihlasan.
Bicara lau ifa, kita jangan terlalu membicarakannya, membuat kita menjadi takut dan tertekan, secara ilmiah rasa takut berlebihan bisa menurunkan imunitas seseorang.
Jadi marilah positif berpikir dengan selalu berikhtiar menjaga diri, Tetap menjaga jarak, mengunakan masker, rajin cuci tangan, dan makan makanan bergizi. Fugo fola sama waktu, jika keluar rumah harus melihat waktu yang tepat, jika tidak perlu maka tetaplah di rumah
Hasil Studi JAMA 10 Oktober 2019 yang berjudul: Asosiasi Intervensi Kesehatan Masyarakat Dengan Epidemiologi Wabah COVID-19 di Wuhan, Cina. Penulis: An Pan, PhD; Li Liu, MD, PhD; Chaolong Wang, PhD; Huan Guo, MD, PhD; Xingjie Hao, PhD; Qi Wang, MD, PhD; Jiao Huang, PhD; Na He, PhD; Hongjie Yu, PhD; Xihong Lin, PhD; Sheng Wei, MD, PhD; Tangchun Wu, MD, PhD.
Paparan Intervensi kesehatan masyarakat nonfarmasi termasuk sanitasi, pembatasan lalu lintas, jarak sosial, Tetap rumah, karantina terpusat, dan survei gejala universal.
Kesimpulan Dan Relevansi
Serangkaian intervensi kesehatan masyarakat yang beragam dikaitkan untuk sementara meningkatkan pengendalian wabah COVID-19 di Wuhan, Cina. Temuan ini dapat menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat di negara dan wilayah lain.
Pertanyaan Pokoknya, Apakah ada hubungan intervensi kesehatan masyarakat dengan peningkatan kontrol terhadap wabah COVID-19 di Wuhan, Cina? Temuan Dalam studi kohort ini yang melibatkan 32.583 pasien dengan COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium di Wuhan mulai 8 Desember 2019, hingga 8 Maret 2020,
Lembaga intervensi termasuk sanitary, pembatasan lalu lintas, jarak sosial, karantina rumah, karantina terpusat, dan survei gejala universal untuk sementara dikaitkan dengan berkurangnya jumlah reproduksi efektif SARS-CoV-2 (transmisi sekunder) dan jumlah kasus yang dikonfirmasi per hari di seluruh kelompok umur, jenis kelamin, dan wilayah geografis.
Arti Serangkaian intervensi kesehatan masyarakat multi-segi untuk sementara dikaitkan dengan peningkatan pengendalian wabah COVID-19 di Wuhan dan dapat menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat di negara dan wilayah lain

Pertama; Mengontrol sumber infeksi Masyarakat :
Kedua Sumber daya medis, Triase pasien (1) Kasus yang dikonfirmasikan (2) Dugaan Kasus dan kontak dekat;
Ketiga Memblokir rute transmisi: Tansportasi antar kota dan Pembatasan sosial; Cegah infeksi baru: Kebersihan dan perlindungan pribadi, pengurungan rumah, komunikasi kesehatan
Untuk menekan angka penularan dan peningkatan kasus, Kelompok Bukan angkatan kerja harus tetap di Rumah, Belajar dari Rumah, keluar rumah hanya meminta ada sesuatu yang dibutuhkan. Kelompok 15-59 tahun (Ibu Rumah Tangga, Pelajar, lain-lain),
Apabila ada sesuatu yang sangat diperlukan, kelompok PNS, Rotasi PNS untuk tugas-tugas pelayanan di kantor, pelaksanaan pelayanan ke moda online sedapat mungkin, Bekerja dari Rumah (presensi online), Cek poin dengan thermogun di pintu.
Kelompok Anak 0-15 th Penduduk Usia 60+ Tetap di rumah, keluar dari rumah hanya untuk meminta bantuan yang sakit. Kelompok Buruh/ Pekerja/ Karyawan Bekerja dengan memperhatikan jarak fisik (dikenakan Shift Harian jarak) kemudian meminta pemakaian masker dan Segera pulang ke rumah selesai kerja serta Cek poin dengan thermogun di pintu-pintu kantor.
Kelompok Mal, Toko, Restoran, Kafetaria, Swalayan: Melayani dengan antrian diberi jarak, fasilitas cuci tangan, pelayan wajib menggunakan Masker, dibuka pintu sedapat mungkin dengan siku tangan, tidak ada fasilitas makan,
Pelayanan yang sangat esensial dengan menganjurkan sebanyak mungkin jamaah untuk beribadah di rumah; Tempat Ibadah Kegiatan Kemasyarakatan Kegiatan yang tidak esensial agar ditunda atau dilaksanakan sedapat mungkin dengan sesedikit mungkin peserta.

DR. Marwan Polisiri, SKM., MPH
0 Response to "Wasiat"
Post a Comment