Mengatasi Lonjakan Kasus, Persakmi Rekomendasi 5 Poin Penanganan Covid-19 di Malut
Ditengah angka kejadi kasis Covid-19 yang semakin meningkat, Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat di Di Maluku Utara (Persakmi Malut) yang di pimpin Oleh Dr. Marwan Polisiri, SKM., MPH mengambil peranan penting dalam pencegahan wabah dengan mengadakan rapat koordinasi yang digagas melalui Teleconference menggunakan aplikasi zoom us. Senin, (13/04).
Rapat tersebut berhasil menghadirkan, Prof. Ridwan Amiruddin, Guru Besar Epidemologi Universitas Hasanuddin yang juga Ketua Umum PERSAKMI Pusat.
Dalam rapat tersebut memaparkan hasil pemodelan epidemiologi pandemik Covid19 Di Maluku Utara. Rapat tersebut di hadiri oleh sejumlah kepala daerah dan perwakilan dinas kesehatan kabupaten kota.
Perwakilan Provinsi diikuti oleh Sekertaris Daerah(SekDa) Provinsi. Kota Ternate dihadiri oleh Walikota dan Kadis Kesehatan. Kota Tidore Kepulauan di hadiri Oleh Sekda dan Direktur RSU Tidore, begitu juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Halteng. Halsel dan Kepulauan Sula serta Tim Gugus Tugas Covid-19 Malut.
Rapat zoom yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu, di awali dengan presentasi pemodelan epidemiologi oleh Prof. Ridwan Amirudin, yang memaparkan, panjang lebar terkait proyeksi penyebaran covid-19 di maluku utara, antara lain dalam proyeksi beliau mengatakan,
“Puncak puncak kunjungan RS pada 15 Juni sekitar 83 kasus covid-19, dan kemudian kebutuhan ICU sebanyak 24 pada 16 Juni, dan pada tanggal 17 terjadi peningkatan yang sangat signifikan dengan berlipat-lipat dengan jumlah kasus sebanyak 574” tutur Prof. Ridwan. dalam rapat. Senin,(13/04).
Hal ini tentu bukan hal yang omong kosong. Ini bukanlah hal yang berlebihan, akan tetapi, semua itu dilakukan dengan pendekatan epidemiologi yang di pelajari dari perkembangan pergerakan penyebaran covid-19 di dunia dan di indonesia saat ini.
Selain itu berdasarkan analisa yang telah di lakukan, Beliau (prof. Ridawan Red) juga memaparkan bahwa “Maluku Utara saat ini telah terjadi infeksi di masyarakat sekitar 634 kasus. Hal tersebut berdasarkan jumlah pasien yang telah positif dirawat (2 orang) angka penggunaan RS sebesar 2% dengan populasi 1.000.000 (satu juta) dan market sahre sebesar 15%." Tutur Prof. Ridwan. Senin,(13/04).
Beliau juga memaparkan bahwa saat ini "penggandaan kasus 4 hari dengan waktu pemulihan 14 hari sehingga diperoleh reproduksi Ro sebesar 3,65 dan angka pertumbuhan kasus sebesar 18,92%" pungkasnya lagi. Senin,(13/04).
Dalam kesempatan itu Beliau menegaskan saat ini kepala-kepala Daerah yang ada di Maluku Utara harus tegas tidak lagi mengeluarkan edaran bersifat himbauan tetapi mengeluarkan aturan yang tegas sesuai sop Covid-19.
Diakhir pemaparan materi proyeksi, dibuka sesi diskusi, yang dipandu oleh DR. Marwan Polisiri, sebagai moderator dan dalam kesempatan itu Wali Kota Ternate menyampaikan bahwa.
“Ternate merupakan pintu masuk Maluku Utara yang sangat berpotensi dalam penyebaran Covid-19 ini”. dalam rapat. Senin, (13/04).
Selain itu turut pula, di paparkan oleh Kadis Kesehatan, Kota Ternate. Ia mengatakan bahwa, "saat ini meraka telah pembentukan satgas hingga di tingkat kelurahan” ungkapnya dalam rapat. Senin,(13/04). dan mendapat apresiasi baik oleh Prof. Amirudin"
“kami telah membetuk satgas hingga tingkat kelurahan” ungkap kadis Kesehatan Kota Ternate" tambahnya. Senin,(13/04).
Ini merupakan hal yang sama, di lakukan oleh Dinas Kesehatan, Kabupaten Sula. Dengan membentuk relawan di tingkat desa yang juga mendapat apresiasi oleh Prof. Ridwan.
Diakhir zoom meeting ada sejumlah rekomendasi yang di sampikan oleh Prof. Ridwan untuk kepala-kepala Daerah di Maluku Utara dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas antara lain:
1. Pemprov MALUT menyiapkan RS dengan kapasitas sekitar 83-100 bed untuk mengantisipasi puncak pandemik pada pertengahan JUNI 2020. ICU Sebanyak 24 Tempat Tidur dan 16 ventilator Untuk kasus baru
2. Pada Puncak Epidemik TANGGAL 17 JUNI kebutuhan akan meningkat dengan jumlah kasus sekitar 574. ICU sebanyak 220 dan Ventilator sebanyak 162. APD untuk seluruh Petugas di RS dan PKM
3. Meningkatkan Cakupan Mitigasi; social distancing/physical distancing, stay at home dan Cuci tangan di atas 30% untuk melandaikan curva epidemik
4. Menghentikan penularan kasus baru dengan memberi perlindungan pada kelompok rentan, Mempercepat penyembuhan dengan terapi supportive yang tepat dan efisien. Melaksanakan Intervensi skala menengah. Karantina pulau serta melaksanakan screning secara massive/tracing kasus untuk memutus rantai penularan
5. Penguatan intervensi Public Health; promotif dan preventiv dengan pendekatan risk communication yang baik dan Mencegah terjadinya konflik horisontal.***
Rapat tersebut berhasil menghadirkan, Prof. Ridwan Amiruddin, Guru Besar Epidemologi Universitas Hasanuddin yang juga Ketua Umum PERSAKMI Pusat.
Dalam rapat tersebut memaparkan hasil pemodelan epidemiologi pandemik Covid19 Di Maluku Utara. Rapat tersebut di hadiri oleh sejumlah kepala daerah dan perwakilan dinas kesehatan kabupaten kota.
Perwakilan Provinsi diikuti oleh Sekertaris Daerah(SekDa) Provinsi. Kota Ternate dihadiri oleh Walikota dan Kadis Kesehatan. Kota Tidore Kepulauan di hadiri Oleh Sekda dan Direktur RSU Tidore, begitu juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Halteng. Halsel dan Kepulauan Sula serta Tim Gugus Tugas Covid-19 Malut.
Rapat zoom yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu, di awali dengan presentasi pemodelan epidemiologi oleh Prof. Ridwan Amirudin, yang memaparkan, panjang lebar terkait proyeksi penyebaran covid-19 di maluku utara, antara lain dalam proyeksi beliau mengatakan,
“Puncak puncak kunjungan RS pada 15 Juni sekitar 83 kasus covid-19, dan kemudian kebutuhan ICU sebanyak 24 pada 16 Juni, dan pada tanggal 17 terjadi peningkatan yang sangat signifikan dengan berlipat-lipat dengan jumlah kasus sebanyak 574” tutur Prof. Ridwan. dalam rapat. Senin,(13/04).
Hal ini tentu bukan hal yang omong kosong. Ini bukanlah hal yang berlebihan, akan tetapi, semua itu dilakukan dengan pendekatan epidemiologi yang di pelajari dari perkembangan pergerakan penyebaran covid-19 di dunia dan di indonesia saat ini.
Selain itu berdasarkan analisa yang telah di lakukan, Beliau (prof. Ridawan Red) juga memaparkan bahwa “Maluku Utara saat ini telah terjadi infeksi di masyarakat sekitar 634 kasus. Hal tersebut berdasarkan jumlah pasien yang telah positif dirawat (2 orang) angka penggunaan RS sebesar 2% dengan populasi 1.000.000 (satu juta) dan market sahre sebesar 15%." Tutur Prof. Ridwan. Senin,(13/04).
Beliau juga memaparkan bahwa saat ini "penggandaan kasus 4 hari dengan waktu pemulihan 14 hari sehingga diperoleh reproduksi Ro sebesar 3,65 dan angka pertumbuhan kasus sebesar 18,92%" pungkasnya lagi. Senin,(13/04).
Dalam kesempatan itu Beliau menegaskan saat ini kepala-kepala Daerah yang ada di Maluku Utara harus tegas tidak lagi mengeluarkan edaran bersifat himbauan tetapi mengeluarkan aturan yang tegas sesuai sop Covid-19.
Diakhir pemaparan materi proyeksi, dibuka sesi diskusi, yang dipandu oleh DR. Marwan Polisiri, sebagai moderator dan dalam kesempatan itu Wali Kota Ternate menyampaikan bahwa.
“Ternate merupakan pintu masuk Maluku Utara yang sangat berpotensi dalam penyebaran Covid-19 ini”. dalam rapat. Senin, (13/04).
Selain itu turut pula, di paparkan oleh Kadis Kesehatan, Kota Ternate. Ia mengatakan bahwa, "saat ini meraka telah pembentukan satgas hingga di tingkat kelurahan” ungkapnya dalam rapat. Senin,(13/04). dan mendapat apresiasi baik oleh Prof. Amirudin"
“kami telah membetuk satgas hingga tingkat kelurahan” ungkap kadis Kesehatan Kota Ternate" tambahnya. Senin,(13/04).
Ini merupakan hal yang sama, di lakukan oleh Dinas Kesehatan, Kabupaten Sula. Dengan membentuk relawan di tingkat desa yang juga mendapat apresiasi oleh Prof. Ridwan.
Diakhir zoom meeting ada sejumlah rekomendasi yang di sampikan oleh Prof. Ridwan untuk kepala-kepala Daerah di Maluku Utara dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang semakin meluas antara lain:
1. Pemprov MALUT menyiapkan RS dengan kapasitas sekitar 83-100 bed untuk mengantisipasi puncak pandemik pada pertengahan JUNI 2020. ICU Sebanyak 24 Tempat Tidur dan 16 ventilator Untuk kasus baru
2. Pada Puncak Epidemik TANGGAL 17 JUNI kebutuhan akan meningkat dengan jumlah kasus sekitar 574. ICU sebanyak 220 dan Ventilator sebanyak 162. APD untuk seluruh Petugas di RS dan PKM
3. Meningkatkan Cakupan Mitigasi; social distancing/physical distancing, stay at home dan Cuci tangan di atas 30% untuk melandaikan curva epidemik
4. Menghentikan penularan kasus baru dengan memberi perlindungan pada kelompok rentan, Mempercepat penyembuhan dengan terapi supportive yang tepat dan efisien. Melaksanakan Intervensi skala menengah. Karantina pulau serta melaksanakan screning secara massive/tracing kasus untuk memutus rantai penularan
5. Penguatan intervensi Public Health; promotif dan preventiv dengan pendekatan risk communication yang baik dan Mencegah terjadinya konflik horisontal.***
0 Response to "Mengatasi Lonjakan Kasus, Persakmi Rekomendasi 5 Poin Penanganan Covid-19 di Malut"
Post a Comment