Ekonomi Kesehatan
(Covid19 mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi Penanganan Covid19)
Pemerintah baru saja mengumumkan pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuartal II minus 5,32 persen sebagai dampak dari pandemik Covid19, pada kuartal III pertumbuhan ekonomi kita masih tetap negatif maka Indonesia di pastikan mengalami resesi Ekonomi,
Jika resesi ekonomi dalam waktu lama maka akan terjadi depresi ekonomi, begitulah kira-kira gambaran secara umum bagaimana dampak jika suatu negara mengalami masalah kesehatan yang serius berupa pandemik penyakit.
Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif,
Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif. Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain,
Seperti yang kita Alami saat ini Pandemik Covid19, seorang yang terinfeksi penyakit infeksi Covid19 dapat menular ke orang lain.
Kepala rumah tangga pencari nafkah yang menderita Covid19 mengharuskan di karantina baik di fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah maupun karantina mandiri akan menyebabkan penurunan atau bahkan kehilangan pendapatan keluarga,
anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan, begitulah Siklus status kesehatan yang mempengaruhi kondisi ekonomi.
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan berbeda dengan pelayanan ekonomi lainya, pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang.
Karena sifat yang sangaat heterogen, pelayaanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karaakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):
1. Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen/pasien tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3. Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4. Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi.
Jadi pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per kapita).
Pelayanan kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output, Input tersebut disebut “faktor produksi” yang dibagi menjadi 4 kategori:
Pertama Lahan/land sumber daya fisik, seperti gedung dan tanah Puskesmas atau Rumah Sakit,
Kedua Modal/capital adalah sumber daya yang diciptakan oleh manusia untuk membantu produksi, misalnya peralatan, Sebagai contoh, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bahan habis pakai, kendaraan.
Ketiga Pekerja/labour, sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja yakni dokter, perawat, bidan, paramedis, tenaga administrasi,
Keempat Perusahaan, sumber daya manusia untuk mengorganisasi ketiga faktor untuk meproduksi barang dan pelaayanan.
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Need, Demand, Want Dan Supply Dalam Kesehatan
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat.
Wants (keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need (kebutuhan).
Pembedaan itu penting karena tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang, dengan cara memperbaiki keputusan dokter, dan mendekatkan keinginan dan permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan, melalui pendidikaan kesehatan, dan sebagainya.
Supply (Penyediaan) adalah apa yang disediakan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan, pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara independen.
Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilbrium.
Prinsip dasar ekonomi lainnya menyatakan, demand akan sama dengan supply pada pasar sempurna. Meskipun demand dan supply kesehatan dan pelayanan kesehatan tidak mengikuti pasar sempurna, tetapi bebrapa aspek suply dan demand tetap berlaku.
0 Response to "Ekonomi Kesehatan"
Post a Comment